Sebenarnya,
sejak kelas 2 SD aku kurang suka belajar. Hal itu dikarenakan aku mulai
mengenali sebuah permainan video game. Prestasiku di sekolah pun menurun secara
bertahap meski tidak sampai kategori ranking terbawah, namun karena orangtuaku
tidak begitu menghiraukannya, jadi aku santai saja. Kemudian saat SMP, aku
mulai mengenal situs jejaring sosial yaitu Friendster
dan sebuah game online bernama GunBound. Aku pun beralih ke dunia maya
dan menghabiskan sebagian besar waktu luang aku di warnet dekat sekolah. Nilai akademis
saat SMP pun tidak begitu baik, terutama di bidang IPA. Dulu pun aku akui pernah
meminta bantuan teman aku saat ujian alias mencontek. Nilaiku lumayan bagus,
tapi di sisi lain aku juga menyadari kalau perbuatan aku itu salah.
Berlanjut
ke SMA, di sinilah titik balik itu terjadi. Saat kelas 1 SMA, aku masih terbawa
dengan kebiasaan lama, yaitu cuek dengan pelajaran dan yakin bahwa akan ada
teman lain untuk dicontekin. Namun lama kelamaan aku mulai menyadari kesalahan
terbesar yang aku perbuat, yaitu ‘ketergantungan’. Alhasil, saat kenaikan
kelas, aku berpisah dengan teman-teman aku yang sering aku conteki, mereka di
jurusan IPA sedangkan aku di jurusan IPS. Ditambah lagi, aku satu kelas dengan
anak-anak ‘berandal’ anggota geng sekolah yang suka tawuran dan bikin onar,
jadi dalam hati aku berkata, “Mana mungkin aku nemuin orang yang bisa aku
contekin di kelas ini”.
Oleh
sebab itu, aku mulai belajar dengan keras, mengejar ketertinggalan dan ketidakpahaman
tentang pelajaran kelas 1 SMA dahulu. Aku juga berusaha memahami setiap
pelajaran yang diajarkan oleh guru di kelas. Aku juga aktif dalam sebuah ekskul
baris berbaris untuk melatih kedisiplinanku. Alhasil, aku pun mendapat
peringkat 2 di kelas dan peringkat 3 pada kelas parallel. Ditambah lagi, aku
pun bisa masuk UGM melalui jalur Undangan dengan prestasiku tersebut. Aku
sangat bangga dengan hasil kerja kerasku sendiri, dan di momen inilah aku pun
menyadari bahwa apapun yang kita pelajari, sebenarnya untuk kebaikan diri kita
sendiri. Jika kita memiliki kemauan dan usaha untuk belajar, tidak ada hal yang
tidak mungkin untuk dipelajari. Ilmu itu tak terbatas, namun terkadang kita
sendiri yang membatasi diri agar ilmu-ilmu yang ada di sekeliling kita tidak
masuk ke dalam pikiran kita. Dan sejak saat itu pula, aku mulai membiasakan
untuk berpikiran logis dan terbuka terhadap hal-hal baru yang menarik minatku.
Jadi
mulai sekarang tentukan tujuan hidup kita, kemudian pelajarilah segala sesuatu
yang mampu mengarahkan kita ke tujuan tersebut. Dengan begitu kita pun akan
bisa belajar dengan senang hati dan tanpa paksaan, yang bisa disebut juga sebagai belajar dengan passion.