Inspiring everyone, make the world a better place

Minggu, 12 April 2015

Passion dalam Belajar

Sebenarnya, sejak kelas 2 SD aku kurang suka belajar. Hal itu dikarenakan aku mulai mengenali sebuah permainan video game. Prestasiku di sekolah pun menurun secara bertahap meski tidak sampai kategori ranking terbawah, namun karena orangtuaku tidak begitu menghiraukannya, jadi aku santai saja. Kemudian saat SMP, aku mulai mengenal situs jejaring sosial yaitu Friendster dan sebuah game online bernama GunBound. Aku pun beralih ke dunia maya dan menghabiskan sebagian besar waktu luang aku di warnet dekat sekolah. Nilai akademis saat SMP pun tidak begitu baik, terutama di bidang IPA. Dulu pun aku akui pernah meminta bantuan teman aku saat ujian alias mencontek. Nilaiku lumayan bagus, tapi di sisi lain aku juga menyadari kalau perbuatan aku itu salah.

Berlanjut ke SMA, di sinilah titik balik itu terjadi. Saat kelas 1 SMA, aku masih terbawa dengan kebiasaan lama, yaitu cuek dengan pelajaran dan yakin bahwa akan ada teman lain untuk dicontekin. Namun lama kelamaan aku mulai menyadari kesalahan terbesar yang aku perbuat, yaitu ‘ketergantungan’. Alhasil, saat kenaikan kelas, aku berpisah dengan teman-teman aku yang sering aku conteki, mereka di jurusan IPA sedangkan aku di jurusan IPS. Ditambah lagi, aku satu kelas dengan anak-anak ‘berandal’ anggota geng sekolah yang suka tawuran dan bikin onar, jadi dalam hati aku berkata, “Mana mungkin aku nemuin orang yang bisa aku contekin di kelas ini”.  

Oleh sebab itu, aku mulai belajar dengan keras, mengejar ketertinggalan dan ketidakpahaman tentang pelajaran kelas 1 SMA dahulu. Aku juga berusaha memahami setiap pelajaran yang diajarkan oleh guru di kelas. Aku juga aktif dalam sebuah ekskul baris berbaris untuk melatih kedisiplinanku. Alhasil, aku pun mendapat peringkat 2 di kelas dan peringkat 3 pada kelas parallel. Ditambah lagi, aku pun bisa masuk UGM melalui jalur Undangan dengan prestasiku tersebut. Aku sangat bangga dengan hasil kerja kerasku sendiri, dan di momen inilah aku pun menyadari bahwa apapun yang kita pelajari, sebenarnya untuk kebaikan diri kita sendiri. Jika kita memiliki kemauan dan usaha untuk belajar, tidak ada hal yang tidak mungkin untuk dipelajari. Ilmu itu tak terbatas, namun terkadang kita sendiri yang membatasi diri agar ilmu-ilmu yang ada di sekeliling kita tidak masuk ke dalam pikiran kita. Dan sejak saat itu pula, aku mulai membiasakan untuk berpikiran logis dan terbuka terhadap hal-hal baru yang menarik minatku.

Jadi mulai sekarang tentukan tujuan hidup kita, kemudian pelajarilah segala sesuatu yang mampu mengarahkan kita ke tujuan tersebut. Dengan begitu kita pun akan bisa belajar dengan senang hati dan tanpa paksaan, yang bisa disebut juga sebagai belajar dengan passion.


Minggu, 29 Maret 2015

Pilihan Dalam Cinta



Di zaman sekarang ini, apapun memiliki banyak pilihan. Misalnya yang populer saat ini yaitu jejaring sosial, provider, HP, laptop, dsb. Dan Dengan banyak pilihan seperti itu, bukan berarti kita harus memilih semuanya, kita hanya memilih satu yang paling cocok dengan selera dan kebutuhan kita. Karena jika memilih memilih lebih dari satu, maka akan merepotkan diri sendiri dan orang lain, terutama dari segi cost. (misalnya punya 2 nomor HP, maka kita sekali isi pulsa harus ke 2 provider kan?)

Begitu pula dengan cinta. Jika kita memiliki lebih dari satu pilihan, bukan berarti kita harus memilih semuanya kan? Pastinya akan merepotkan. Pilihlah satu saja, namun dengan penuh kebijaksanaan dan usaha untuk selalu membahagiakan pasangan yang kita pilih tersebut. Jika ternyata bukan jodoh alias kandas di tengah jalan, so what? Move on dan cari lagi yang pas, karena hidup adalah tentang pilihan.

Jadi yang dimaksud dari pernyataan ini adalah, janganlah kamu menduakan pasanganmu, apapun yang terjadi. Jika ada masalah, bicarakan baik-baik. Jika menemukan perbedaan, cobalah untuk menerimanya, karena perbedaan bukan untuk memulai permusuhan, tetapi untuk saling melengkapi. Lebih baik berpisah dengan baik-baik, dan mencari pengganti masing-masing, daripada mendua di belakang, ketahuan, berpisah, akhirnya malah jadi dosa.

Semoga yang membaca ini, bagi yang memiliki kekasih, semakin langgeng dan awet, bagi yang belum memiliki kekasih, semoga cepat dipertemukan dengan jodohnya, dan bagi yang sedang berjuang mengejar cinta, semoga itu adalah jodohmu. Jika bukan, maka teruslah mencari, karena meski jodoh di tangan Tuhan, Dia tidak akan memberikan secara cuma-cuma jika tidak diiringi dengan usaha dari diri kita sendiri.

Semoga bermanfaat

~Satriya The ShiningWords~


Kamis, 26 Maret 2015

Let's be a SUPERHERO!

Menyelamatkan bumi?

Sepertinya itu adalah hal yang sulit karena kita tidak memiliki kekuatan super seperti superhero yang sering kita tonton. Namun sebenarnya kita tidak perlu memiliki kekuatan super untuk menyelamatkan bumi, cukup dengan berperilaku baik dan bersahabat dengan bumi, maka kita sudah bisa menyelamatkannya, seperti misalnya membuang sampah pada tempatnya, tidak menebang pohon sembarangan, tidak berburu hewan liar tanpa izin, dan lain sebagainya.

Bahkan di level tertentu, tidak korupsi, tidak mengambil hak orang lain, dan tidak menyakiti orang lain baik secara mental maupun fisik, juga turut andil dalam 'misi' penyelamatan bumi kita ini.

Jika kita mampu melakukannya, sebenarnya kitalah sang superhero sebenarnya, karena kita menyelamatkan sesuatu yang sangat berharga, yaitu tempat tinggal untuk generasi masa depan.

~Satriya The ShiningWords~

Indonesia Krisis Kepercayaan

Sekedar obrolan rakyat saat saya cukur rambut (diterjemahkan dari percakapan bahasa Jawa):

Pelanggan yang kira-kira berusia 80 tahun, mungkin beliau veteran diliat dari pakaian tentaranya:

"Zaman sekarang ini zaman edan, zaman yang aneh. Dulu orang bisa masuk koran karena dia berprestasi atau bertindak kriminal, tapi sekarang ada orang beli rumah 50 M aja bisa masuk koran, berita yang gak penting dan gak mendidik."

Tukang cukur, pria paruh baya: "Ya biarin aja to mbah, lha wong dia punya duit kok, terserah dia mau beli apa. Zaman sekarang kan emang gitu, semuanya serba aneh. Pejabat yang baik adalah pejabat yang korupsi, rakyat yang baik adalah yang taat pajak, negara yang baik adalah negara yang 'menginjak-injak' jasa para pahlawannya, artis yang baik adalah yang bisa berpolitik biar pamor partai naik, udah gak ada yang bener mbah negeri ini."

Dari sedikit percakapan di atas dapat disimpulkan bahwa rakyat pun sudah mulai tidak percaya kepada pemerintah. Lantas siapa yang harus kita (rakyat) percayai agar Indonesia kembali meraih masa kejayaannya seperti dulu? Kami rindu sosok pemimpin yang tegas, amanah, bermoral baik dan mampu memberantas masalah yang dihadapi Indonesia saat ini, terutama KORUPSI.

*Tulisan ini aku jadiin status di facebook pada tanggal 9 Februari 2013

**Foto di atas bukan foto situasi sebenarnya, hanya sekedar gambaran situasi

LOVE IS CHANGE

Cinta adalah perubahan
Setiap orang yang terkena sentuhan cinta,
ia pasti akan tampak berubah
Entah disadari atau tidak

Karena...
Cinta adalah sesuatu yang bisa mengubah malas menjadi semangat
Cinta adalah sesuatu yang bisa mengubah orang biasa mendadak menjadi puitis
Cinta adalah sesuatu yang bisa mengubah cemberut menjadi senyuman yang indah
Cinta adalah sesuatu yang bisa mengubah aku dan kamu menjadi kita

Cinta adalah sesuatu yang bisa mengubah rasa egois menjadi saling peduli
Cinta adalah sesuatu yang bisa mengubah kebencian menjadi kasih sayang
Cinta adalah sesuatu yang bisa mengubah ketakutan menjadi keberanian
Dan cinta adalah sesuatu yang bisa mengubah dunia menjadi lebih nyaman untuk dihuni

Jika ada orang yang berkata,
bahwa ia tidak menyukai orang yang sedang jatuh cinta,
karena orang itu telah berubah
Mungkin dia belum pernah merasakan cinta

~Satriya The ShiningWords~

Senin, 23 Februari 2015

Budaya Asing vs Budaya Lokal, Sebuah Pemikiran

Salam ShiningShare!

Terkadang kepikiran gini, ketika orang Indonesia suka budaya asing, dibilang tidak cinta dengan budaya sendiri. Dan ketika ada orang asing yang mencintai budaya kita, malah dijadikan contoh, dan muncul saja ungkapan, "Bule aja suka sama budaya Indonesia, kenapa kita nggak?"

Sebenarnya menurutku itu memang sudah hukum alam, bahwa kita selalu menyukai hal-hal baru yang jarang kita temui atau kita lihat. Ketika suatu budaya bagi kita menjadi adat istiadat, yang notabene menjadi rutinitas kita setiap harinya, maka hal itu menjadi kurang begitu istimewa bagi kita. Namun bagi mereka, orang asing yang tertarik dengan budaya kita, mereka menemukan sesuatu yang baru dan belum pernah mereka lihat sebelumnya. Bahkan dengan beragam budaya di negeri kita sendiri pun terkadang kita lebih tertarik ke budaya lain daripada budaya daerah asal kita sendiri. Misalkan saja ada orang Jogja mendalami tari Kecak, orang Papua jago main angklung, dan lain sebagainya.

Jadi wajar saja mereka tertarik, bukankah kita juga tertarik dengan budaya asing karena kita menemukan sesuatu yang baru di dalamnya. Ambil satu contoh misalnya film. Dalam perfilman Indonesia, efek yang "wah" tidak terlalu diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas film, namun fokus pada jalan ceritanya saja yang biasanya didominasi oleh drama romantis atau komedi. Efek film horror pun kebanyakan hanya mengandalkan make-up saja. Namun di luar negeri, kita melihat hal yang jauh lebih "wah" dari segi efek maupun jalan ceritanya. Tema cerita yang beragam, efek animasi yang memanjakan mata, dan aktor yang berkualitas menjadikannya sangat memuaskan untuk ditonton.

Di sisi lain, film Indonesia yang sudah masuk kancah internasional, misalnya The Raid, bisa memenangkan festival film internasional dan mendapatkan perhatian di seluruh belahan dunia. Padahal film The Raid bisa dibilang minim efek jika dibandingkan dengan film-film sekelas Hollywood lainnya, misalkan saja Skyfall dan The Dark Knight Rises. Nah, kira-kira menurut kalian apa yang menarik dari film The Raid? Bunuh-bunuhannya? Efek darahnya? Kalo menurutku, karena jalan ceritanya yang sederhana dan.......adanya unsur beladiri Pencak Silat di dalamnya. Pencak Silat yang merupakan ilmu bela diri asli Indonesia diterapkan di film ini, dan hal itu mampu menarik para penikmat film Internasional. Perlu diingat, di sini Pencak Silat merupakan budaya yang bisa dibilang sudah biasa kita lihat sehari-hari, namun bagi mereka (orang amerika yang baru menonton The Raid), Pencak Silat merupakan hal yang menakjubkan dan menarik untuk ditonton.

Pada intinya, di sini aku bukan bermaksud menjelekkan budaya sendiri, namun ketika kita salah satu orang yang merasa bahwa budaya kita perlu kita cintai, maka janganlah membandingkannya dengan patokan ungkapan berikut ini, "Bule aja suka sama budaya Indonesia, kenapa kita nggak?", akan tetapi cobalah mempromosikan budaya kita dari sudut pandang orang asing. Coba selidiki apa yang membuat orang asing takjub dan menyukai budaya kita, dan dari situlah materi promosi didapatkan. Film The Raid sudah cukup menjadi contoh yang baik dalam hal ini, yaitu bisa melihat apa yang diinginkan oleh penikmat film terutama film action, dan mengaplikasikannya ke seni beladiri asli Indonesia. Dan perlu diingat juga, sutradara film The Raid pun bukan orang asli Indonesia, namun dari Britania Raya yang bernama Gareth Evans. Mungkin dia sangat mencintai berbagai macam budaya di Indonesia sehingga beberapa film yang ia sutradarai bernuansa Indonesia [Mystic Arts of Indonesia: Pencak Silat (2008), Merantau (2009), The Raid (2012), Berandal (2014)]. dan Gareth Evans menemukan cara yang jitu untuk mempromosikan budaya Indonesia favoritnya, yaitu melalui film.

Contoh di atas hanyalah salah satu dinamika budaya yang terjadi di masyarakat saat ini. Masih banyak hal-hal lain yang bisa dibahas, misalnya dunia musik, anime, game, dll. yang tidak bisa dijelaskan semuanya satu per satu. Namun semuanya kembali ke diri kita masing-masing, apakah kita termasuk orang yang hanya mencintai budaya sendiri atau hanya mencintai budaya asing saja, atau bahkan mencintai keduanya. Tidak ada yang mengharuskan kita untuk hanya mencintai satu budaya saja. Dan apapun budaya pilihan kalian, jangan sampai hal itu menjadi alasan untuk sebuah perpecahan, tetapi jadikanlah alasan agar kita semua tetap bersatu.

Kenali budaya kita sendiri dan kenali juga budaya asing. Namun keduanya jangan saling dibandingkan. Karena budaya itu untuk dijalani dan dihayati maknanya, kemudian diaplikasikan ke dalam kehidupan kita. Bukan sebagai alat untuk memulai perpecahan.

*Semoga bermanfaat dan maaf jika ada salah kata.

Introduction

Salam kenal wahai Netizen & Blogger yang baik dan budiman!

Perkenalkan, namaku May Gusni Satriya Widayanto. Aku asli dari Jogja, jadi kalian bisa panggil aku Satriya, Sat, Mas Sat, dan sejenisnya. Tapi jangan pake Bang, karena bisa bikin dosa buat yang manggil soalnya ngomong kasar. Hehehe~

Kata temen-temenku, aku orangnya santai, bahkan cenderung terlalu santai. Sampai pernah pernah aku dianggap kena semacam gangguan psikologis sama orang yang baru aku kenal karena seolah gak punya emosi. Ditambah lagi aku sekarang memang sedang aktif kuliah di Fakultas Psikologi UGM, jadinya oke fix, aku makin dianggep berobat jalan di sana.

Sebenernya kalo diibaratkan sebuah benda, aku itu seperti es batu. Awalnya kalo belum kenal itu pasti bilangnya aku itu orangnya pendiem, kaku, punya tatapan dingin, seakan mau membunuh (oke itu berlebihan, gak segitunya kok). Tapi kalo udah mulai membaur sama suatu kelompok, aku bisa perlahan mencair dan memberi kesegaran bagi semuanya, meski kadang suka bikin 'ngilu' (nyinggung perasaan orang lain gitu maksudnya). Banyak yang bilang aku orangnya lucu meski kadang banyak jayusnya. Banyak juga yang bilang aku cerdas meski kadang banyak lemotnya. Ada juga yang bilang aku tampan meski banyak yang bohong *miris.

Banyak hal dari pengalaman pribadiku yang ingin sekali aku share ke kalian semua, yang semoga bisa menginspirasi hidup kalian juga. Ada pepatah bahwa 'Experince is the best teacher', tapi kalo aku sih berpendapat kalo 'Experience of others is better teacher'. Memang benar kalo segalanya harus kita coba, tapi bukan berarti kita tidak mempertaruhkan segalanya juga. Belajar dari pengalaman orang lain juga diperlukan agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama, dan membuat diri kita sulit maju.

Biar agak keren dikit, di sini aku mau pake semacam nickname, yaitu ShiningWords yang bisa diartikan kata-kata yang bercahaya. Jadi harapannya dengan adanya blog ini, setiap kata-kata yang ditulis di dalamnya bisa memberi cahaya bagi kehidupan kalian semua. So, my name is Satriya The ShiningWords, and let's shine together!

*btw agak narsis nih fotonya, tapi ini ngeditnya cuma modal corel doang lhoo~ hehehe



Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Sample Text

Download

Unordered List